Haii, guys. Ada gak sih diantara kalian, orang tua yang was-was dengan anaknya yang pada main gadget?
So, gadget emang punya sisi negatif dan sisi positif, tergantung penggunaannya aja sih. Habis mau gimana lagi, saat ini perkembangan teknologi digital emang udah gak bisa dihindari, perkembangannya sangat berpengaruh dalam berbagai aspek kehidupan. Setuju gak sih?
Dulu internet masih dianggap sebagai hal yang wah dan rumit bagi orang awam, namun sekarang siapa sih yang gak kenal internet. Saat ini internet sudah menjadi sesuatu hal yang biasa dan umum bagi banyak orang, dari orang tua bahkan sampai dengan anak-anak. Internet ini mampu memperbarui model berkomunikasi dalam kegiatan sehari-hari.
Anak-anak yang lahir di era generasi digital saat ini, berada diantara dua persimpangan jalan, mereka bisa memilih, terjebak sebagai konsumen teknologi atau sebaliknya tumbuh kreatif menjadi inovator yang membawa perubahan.
Usia anak-anak sekolah dasar dan menengah merupakan masa periode emas, di mana mereka memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar, berfikir kritis dalam menyikapi permasalahan yang ada di sekitarnya.
Alam sekitar dengan segala permasalahannya juga menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka untuk digali dan dipelajari. Coba bayangkan, jika mereka diberikan stimulasi dan keterampilan proses kerja ilmiah, bisa memungkinkan membuat mereka terlatih untuk mengenali dan tanggap terhadap segala permasalahan di lingkungan sekitar. Mereka pun bisa mencoba menyelesaikan permasalahan tersebut dengan pendekatan ilmiah. Keren kan?
Gak bisa dipungkiri juga saat ini tengah tumbuh generasi muda yang mulai memanfaatkan teknologi dalam karya sains untuk menjawab permasalahan yang ada disekitar. Banyak generasi berbakat di tanah air ini yang jika dibina mampu menciptakan produk atau sesuatu yang tidak kalah bagusnya dengan buatan orang luar.
Nah, di sinilah peran institusi pendidikan dan tenaga pengajar yang menjadi kunci utama untuk menentukan jawabannya, bagaimana mengisi periode emas usia anak-anak pada jaman teknologi digital saat ini.
Menguasai teknologi digital dan mengarahkan anak didik pada hal positif merupakan hal penting yang harus dikuasai tenaga pengajar di era ini, agar dapat mengasah kreativitas anak didik menjadi sang inovator.
Sebenernya KJSA ini sudah berjalan selama 8 tahun loh, dan telah berhasil menelurkan alumni yang gak bisa diremehkan prestasinya. Untuk yang nunggu KJSA 2019, ayo merapat, akan segera dimulai nih.
Sebagai tanda dimulainya program tersebut, maka Kalbe Farma menyelenggarakan kick off berupa talkhow yang menghadirkan para narasumber mulai dari pakar IT, role model pelaku pengajar teknologi digital yang diterapkan untuk menciptakan karya, ketua program KJSA, ketua juri dan salah satu alumni KJSA.
Kick Off dan Talkshow tersebut diselenggarakan di Jakarta pada hari Kamis, 18 Juli 2019 di Green House Coworking and Office Space Multivision Tower 25th Floor, Jl. Kuningan Mulia Lot 9B, Jakarta dengan dihadiri oleh 100 orang, yang terdiri dari Blogger, Media, Perwakilan Guru SD dan SMP se-Jabodetabek serta Komunitas Pendidik atau penggerak IT.
Tujuan Talkshow ini adalah untuk menyampaikan informasi mengenai latar belakang dan pentingnya memacu karya sains anak berbasiskan digital, menyampaikan kisah sukses perjalanan KJSA selama 8 tahun yang dikemas dalam peluncuran buku karya sains anak, sekaligus memperkenalkan wajah baru KJSA di tahun ini.
Talkshow dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama membahas tentang pengaruh perkembangan teknologi digital yang ikut mempengaruhi dunia sains, serta mendengarkan kiprah inspirasi dari seorang pegiat pendidikan yang sudah mulai mendorong penerapan digital terhadap karya sains pada anak didik dan mampu berprestasi mengharumkan nama Indonesia.
Sesi ke dua melihat lebih dekat perjalanan program KJSA sepanjang 8 tahun dengan menghadirkan salah satu alumni yang terus berprestasi di bidang sains hingga sekarang. Dilanjut dengan membahas program KJSA 2019 sebagai wadah untuk mengakomodasi semua karya sains yang mengadopsi teknologi digital, persyaratan dan tahapan proses mengikuti KJSA 2019 dan ditutup dengan peluncuran buku karya sains anak KJSA sebagai warisan karya perjalanan KJSA selama ini.
Sesi pertama menghadirkan Onno W. Purbo, Ph.D, seorang Pakar Teknologi Informasi & Dewan Juri KJSA 2019, serta Dewis Akbar, Pengajar anak-anak tentang Teknologi Informasi & Pendiri Lab Komputer Mini sebagai nara sumber dengan di moderatori oleh Asta Dewanti, seorang pengiat kesukarelawanan pendidikan anak dan konseling.
Kang Onno mengetengahkan tema Pengaruh Perkembangan Teknologi Digital Terhadap Dunia Sains. Sedangkan Kang Dewis membahas tentang pengalamannya dalam memperkenalkan dan mengajarkarkan karya sains berbasis digital kepada anak didiknya di Garut.
Ahai, mereka mengajarkan koding. Koding yang biasa bikin pusing dan kepala ngebul dikemas dengan apik dan menarik. Jadi anak-anak bisa fun melakukannya. Semua anak tidak harus menjadi koding, namun setidaknya mereka mengenal dan mengetahui apa itu koding.
Sesi ke dua menghadirkan, Fira Fatmasiefa, salah satu Alumni KJSA 2011, berhasil meraih prestasi di tingkat nasional dan internasional. Saat ini Fira sudah diterima sebagai mahasiswa di Jurusan Astrofisika di University of California, Berkeley. Uhh, selamat ya.
Di sini Fira berbagi pengalaman saat dan setelah mengikuti kegiatan Kalbe Junior Scientist serta dampaknya terhadap upaya dia dalam menggapai masa depannya. Gila, banyak juga penghargaan yang dia raih, bikin iri aka nih. Wkwkwk.
Nara sumber berikutnya adalah, Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman, M. Eng., Ph.D, Peneliti Utama/ Profesor Riset di Pusat Penelitian Fisika LIPI dan Ketua Juri KJSA 2019. Prof Nurul menjelaskan dan memaparkan tentang Wajah baru dari KJSA yang saat ini akan menghadirkan mentor bagi para peserta KJSA.
Lebih baikkan, jadi anak-anak yang mengikuti KJSA bisa diskusi dengan mentornya, jadi mereka lebih terarah dengan sentuhan digital. Selain itu, Prof Nurul juga melakukan Peluncuran Kalbe Junior Scientist Award 2019.
Acara ditutup dengan peluncuran buku KJSA, sebuah catatan perjalanan KJSA 2011-2018 oleh Melina Karamoy, selaku Head of Corporat Communication and Sustainability PT Kalbe Farma Tbk.
Nah, buat yang pengen ikutan program KJSA, ayo daftarkan karya sains kalian di www.kalbe-kjsa.com sebelum tanggal 15 September 2019 ini. Untuk lebih jelasnya kuy, ceki-ceki video berikut ini.
So, gadget emang punya sisi negatif dan sisi positif, tergantung penggunaannya aja sih. Habis mau gimana lagi, saat ini perkembangan teknologi digital emang udah gak bisa dihindari, perkembangannya sangat berpengaruh dalam berbagai aspek kehidupan. Setuju gak sih?
Dulu internet masih dianggap sebagai hal yang wah dan rumit bagi orang awam, namun sekarang siapa sih yang gak kenal internet. Saat ini internet sudah menjadi sesuatu hal yang biasa dan umum bagi banyak orang, dari orang tua bahkan sampai dengan anak-anak. Internet ini mampu memperbarui model berkomunikasi dalam kegiatan sehari-hari.
Anak-anak yang lahir di era generasi digital saat ini, berada diantara dua persimpangan jalan, mereka bisa memilih, terjebak sebagai konsumen teknologi atau sebaliknya tumbuh kreatif menjadi inovator yang membawa perubahan.
Usia anak-anak sekolah dasar dan menengah merupakan masa periode emas, di mana mereka memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar, berfikir kritis dalam menyikapi permasalahan yang ada di sekitarnya.
Alam sekitar dengan segala permasalahannya juga menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka untuk digali dan dipelajari. Coba bayangkan, jika mereka diberikan stimulasi dan keterampilan proses kerja ilmiah, bisa memungkinkan membuat mereka terlatih untuk mengenali dan tanggap terhadap segala permasalahan di lingkungan sekitar. Mereka pun bisa mencoba menyelesaikan permasalahan tersebut dengan pendekatan ilmiah. Keren kan?
Gak bisa dipungkiri juga saat ini tengah tumbuh generasi muda yang mulai memanfaatkan teknologi dalam karya sains untuk menjawab permasalahan yang ada disekitar. Banyak generasi berbakat di tanah air ini yang jika dibina mampu menciptakan produk atau sesuatu yang tidak kalah bagusnya dengan buatan orang luar.
Nah, di sinilah peran institusi pendidikan dan tenaga pengajar yang menjadi kunci utama untuk menentukan jawabannya, bagaimana mengisi periode emas usia anak-anak pada jaman teknologi digital saat ini.
Menguasai teknologi digital dan mengarahkan anak didik pada hal positif merupakan hal penting yang harus dikuasai tenaga pengajar di era ini, agar dapat mengasah kreativitas anak didik menjadi sang inovator.
Peluncuran Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2019 KJSA goes Digital
Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka Kalbe Farma, melalui program Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2019, mencoba memberi wadah bagi pelajar usia Sekolah Dasar dan Menengah untuk menghasilkan kreativitas berupa karya sains, yang mengadaptasi pemanfaatan teknologi digital dalam penciptaan karya sains tersebut.Sebenernya KJSA ini sudah berjalan selama 8 tahun loh, dan telah berhasil menelurkan alumni yang gak bisa diremehkan prestasinya. Untuk yang nunggu KJSA 2019, ayo merapat, akan segera dimulai nih.
Sebagai tanda dimulainya program tersebut, maka Kalbe Farma menyelenggarakan kick off berupa talkhow yang menghadirkan para narasumber mulai dari pakar IT, role model pelaku pengajar teknologi digital yang diterapkan untuk menciptakan karya, ketua program KJSA, ketua juri dan salah satu alumni KJSA.
Kick Off dan Talkshow tersebut diselenggarakan di Jakarta pada hari Kamis, 18 Juli 2019 di Green House Coworking and Office Space Multivision Tower 25th Floor, Jl. Kuningan Mulia Lot 9B, Jakarta dengan dihadiri oleh 100 orang, yang terdiri dari Blogger, Media, Perwakilan Guru SD dan SMP se-Jabodetabek serta Komunitas Pendidik atau penggerak IT.
Tujuan Talkshow ini adalah untuk menyampaikan informasi mengenai latar belakang dan pentingnya memacu karya sains anak berbasiskan digital, menyampaikan kisah sukses perjalanan KJSA selama 8 tahun yang dikemas dalam peluncuran buku karya sains anak, sekaligus memperkenalkan wajah baru KJSA di tahun ini.
Talkshow dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama membahas tentang pengaruh perkembangan teknologi digital yang ikut mempengaruhi dunia sains, serta mendengarkan kiprah inspirasi dari seorang pegiat pendidikan yang sudah mulai mendorong penerapan digital terhadap karya sains pada anak didik dan mampu berprestasi mengharumkan nama Indonesia.
Sesi ke dua melihat lebih dekat perjalanan program KJSA sepanjang 8 tahun dengan menghadirkan salah satu alumni yang terus berprestasi di bidang sains hingga sekarang. Dilanjut dengan membahas program KJSA 2019 sebagai wadah untuk mengakomodasi semua karya sains yang mengadopsi teknologi digital, persyaratan dan tahapan proses mengikuti KJSA 2019 dan ditutup dengan peluncuran buku karya sains anak KJSA sebagai warisan karya perjalanan KJSA selama ini.
Sesi pertama menghadirkan Onno W. Purbo, Ph.D, seorang Pakar Teknologi Informasi & Dewan Juri KJSA 2019, serta Dewis Akbar, Pengajar anak-anak tentang Teknologi Informasi & Pendiri Lab Komputer Mini sebagai nara sumber dengan di moderatori oleh Asta Dewanti, seorang pengiat kesukarelawanan pendidikan anak dan konseling.
Kang Onno mengetengahkan tema Pengaruh Perkembangan Teknologi Digital Terhadap Dunia Sains. Sedangkan Kang Dewis membahas tentang pengalamannya dalam memperkenalkan dan mengajarkarkan karya sains berbasis digital kepada anak didiknya di Garut.
Ahai, mereka mengajarkan koding. Koding yang biasa bikin pusing dan kepala ngebul dikemas dengan apik dan menarik. Jadi anak-anak bisa fun melakukannya. Semua anak tidak harus menjadi koding, namun setidaknya mereka mengenal dan mengetahui apa itu koding.
Sesi ke dua menghadirkan, Fira Fatmasiefa, salah satu Alumni KJSA 2011, berhasil meraih prestasi di tingkat nasional dan internasional. Saat ini Fira sudah diterima sebagai mahasiswa di Jurusan Astrofisika di University of California, Berkeley. Uhh, selamat ya.
Di sini Fira berbagi pengalaman saat dan setelah mengikuti kegiatan Kalbe Junior Scientist serta dampaknya terhadap upaya dia dalam menggapai masa depannya. Gila, banyak juga penghargaan yang dia raih, bikin iri aka nih. Wkwkwk.
Nara sumber berikutnya adalah, Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman, M. Eng., Ph.D, Peneliti Utama/ Profesor Riset di Pusat Penelitian Fisika LIPI dan Ketua Juri KJSA 2019. Prof Nurul menjelaskan dan memaparkan tentang Wajah baru dari KJSA yang saat ini akan menghadirkan mentor bagi para peserta KJSA.
Lebih baikkan, jadi anak-anak yang mengikuti KJSA bisa diskusi dengan mentornya, jadi mereka lebih terarah dengan sentuhan digital. Selain itu, Prof Nurul juga melakukan Peluncuran Kalbe Junior Scientist Award 2019.
Acara ditutup dengan peluncuran buku KJSA, sebuah catatan perjalanan KJSA 2011-2018 oleh Melina Karamoy, selaku Head of Corporat Communication and Sustainability PT Kalbe Farma Tbk.
Nah, buat yang pengen ikutan program KJSA, ayo daftarkan karya sains kalian di www.kalbe-kjsa.com sebelum tanggal 15 September 2019 ini. Untuk lebih jelasnya kuy, ceki-ceki video berikut ini.
Komentar
Posting Komentar