Janadriyah Sebuah Perjalanan Dan Perjuangan

Kisah ini bermula di Janadriyah tahun 2014, tentang seorang lelaki bernama Rahmat yang tengah berjuang untuk mempertahankan hidup, menjaga amanah di tengah kemelut dan tuntutan kebutuhan hidup keluarganya.


Rahmat, terlahir sebagai anak pertama dari keluarga sederhana, yang terbiasa hidup apa adanya. Lebih sering kekurangan, daripada lebihnya. Petuah abahnya lah yang selalu membuat dia terhindar dari tindakan nakal masa remaja.

Dari SD hingga SMA bahkan sampai memasuki dunia kerja, Rahmat tumbuh bersama nasihat-nasihat abahnya yang bijak. Nasihat-nasihat tersebut yang menjaga Rahmat ketika dia menemukan kesulitan dan tantangan dalam hidup. Rahmat tumbuh dan berkembang sebagai remaja normal, yang alim namun senang main band, pernah mencoba-coba rokok dan pacaran. Lalu berhenti dan insyaf, mencoba lagi, insaf lagi, begitu terus berulang.

Ketika masuk SMP, Rahmat dipertemukan dengan teman-teman yang suka mengisap ganja. Saat SMA, dia terjebak dalam persahabatan dengan pemakai narkoba. Begitupun saat kuliah, tidak hanya ganja, namun juga minuman keras dan seks bebas. Untungnya Rahmat memiliki Ridho, sang sahabat yang bisa diajak untuk saling menjaga dan mengingatkan.

Persahabatannya dengan Ridho bukan tanpa riak, mereka menjalaninya penuh dengan liku. Apalagi mereka berdua sama-sama melewati masa-masa remaja yang penuh gejolak. Di SMP, keduanya memiliki kekasih. Ketika duduk di bangku SMA, Rahmat bertemu dengan wanita yang mencintainya sampai mati. Saat kuliah cintanya bertepuk sebelah tangan.

Lalu siapakah cinta sejati Rahmat?

Review novel Janadriyah


Novel Janadriyah merupakan novel perjalanan serta kisah nyata penulisnya, Febriandi Rahmatulloh. Dalam penulisannya mas Febri dibantu oleh mbak Achi TM, yang namanya sudah malang melintang di dunia literasi. Novel setebal 504 halaman ini menjelaskan, bahwa kisah yang diceritakan sangat panjang dan berliku.

Menurut penjelasan Mas Febri dan Mbak Achi saat lauching novel pada tanggal 26 Agustus 2017 lalu, Janadriyah merupakan sebuah nama festival di Riyadh, ibukota Saudi Arabia. Sesuai dengan namanya festival, maka isi novel ini pun sangat ramai dan penuh warna.

Saya bukan pembaca novel yang baik, jadi ketika novel ini sudah berada di tangan saya, saya membacanya dengan lambat, terus terang jumlah halamannya bikin ngeri. Namun sedikit demi sedikit akhirnya selesai. Idem sama tulisan mbak Anne Azkia, membaca novel ini mengingatkan akan kisah di novel Sabtu Bersama Bapak buah karya Aditya Mulya dan Ayahku (bukan) Pembohong dari  Tere Liye. Tokohnya, lelaki yang hidup bersama nasihat sang ayah yang bijak, yang sarat dengan nilai-nilai kehidupan.

Alur flashback-nya cerdas dan patut diancungi jempol, penulis mampu mempertahankan bagian konflik utama di antara sekian banyak flashback, sehingga membuat pembaca tidak perlu menunggu dan mencari  kapan tiba ke konflik yang sudah diceritakan di prolog. Tulisannya mengalir dan mudah dipahami. Di setiap bab penuh dengan kejutan hingga menimbulkan rasa penasaran, pembaca tidak bisa menebak apa yang akan terjadi kemudian tanpa membacanya dengan tuntas. Saya tahu di sinilah ke pawaian Achi TM bekerja. Tapi salut juga sama mas Febri yang nota bene tidak memiliki latar sebagai seorang novelis, tapi tulisannya berbobot.

Sayangnya ada beberapa hal yang menurut saya, agak sedikit mengganggu, cerita yang terlalu panjang, cerita masa kecil dan cerita beberapa tokoh mungkin bisa di pangkas biar tidak membosankan. Lalu di bagian akhir, terlihat banget sangat tergesa-gesa, terutama sejak Rahmat lulus kuliah, ada sesuatu gak nyambung dan seolah dipaksakan. Jadi kehilangan konsistensinya. Ada beberapa typo yang kentara, kesalahan kecil tapi berpengaruh yaitu penulisan nama tokoh Desi dan Diva. 

Begitupun dengan nama tokoh, rasanya membingungkan karena terlalu banyak nama, serta sudut pandang, ada satu bagian yang membuat saya sedikit mengerutkan kening. Namun diantara kekurangan tersebut twisted endingnya ajib banget. Cantik dan cerdas.

Launching novel Janadriyah di en hive the Breeze BSD

Novel Janadriyah ini di rampungkan dalam kurun waktu 2 tahun, tanpa sekalipun para penulisnya pernah bertemu. Mereka berdua berdiskusi hanya via wa dan email. Kerennnn, karena menyatukan dua isi kepala itu sulit loh. Yang lebih keren lagi, mas Febri akan mendonasikan semua hasil penjualan novel ini untuk pendidikan di daerah. Salut buat Bapak yang satu ini.

Info buku

Judul: Janadriyah, Sebuah Perjalanan
Penulis: Achi TM dan Febriandi Rahmatulloh
Penyunting: Dani, Hijrah, Andika
Tebal: 504 halaman
Penerbit: Emir Books, imprint Erlangga
ISBN: 808-204-004-0

Komentar

  1. Moga sukses utk buku dan utk donasinya. Tebel bgt ya mbak...ngeri klo mau baca buku dh liat halamannya duluan hehe

    BalasHapus

Posting Komentar