Perjalanku menujumu laksana mengarungi
sebuah labirin, aku tau tujuanku namun tidak tahu
di mana semuanya akan berujung.
Gulita dan hampa.
Setiap tikungan adalah ujian, setiap lekukan adalah
pengetahuan.
Damar yang kubawa sia-sia, karena kamu memilih gelap.
Gelap nan gulita bukan gerhana.
Meski tersaruk kucoba tapaki langkah demi langkah.
Susuri labirinmu dalam diam.
Kuberjalan tanpa mata tanpa telinga karena aku telah buta,
tuli pun bisu.
Susuri labirinmu dalam diam.
Kuberjalan tanpa mata tanpa telinga karena aku telah buta,
tuli pun bisu.
Semua karenamu!
Semakin jauh aku berjalan,
duri-duri semakin tajam labirinmu
duri-duri semakin tajam labirinmu
semakin panjang, gelap dan sesak.
Langkahku pun kian goyah diterpa ketidak pastian.
Langkahku pun kian goyah diterpa ketidak pastian.
Bukan salahmu bukan salahku labirin itu berliku.
Namun satu pintaku jangan tinggalkan aku dalam labirin
gelapmu!
Komentar
Posting Komentar