Di sini di tepian malam yang kian kelam kuberdiri. Menepis mimpi yang tak ingin kujelang,
Lipatan hati gantungan rindu terkait pada ranting kering. Berayun, tertiup angin malam yang kian kejam. Menanti fajar yang kularang datang.
'Ku pejam mata dikebisuan malam. Rajut asa sulam rindu pada dinding-dinding ragu. Walau netra tak lagi terbuka, bibir tak lagi berkata, nafas tak mampu lagi kuhela dan jantung tak lagi berdetak. Namun satu yang mampu kulakukan yaitu 'mencintaimu' meski nyawa telah hilang dari raga.
Aku tersungkur dikaki waktu kala cintamu mulai membeku.
Kudekap sengsara, kupeluk derita dalam gerimis yang mengiris kalbu. Dendangan duka berbuah luka saat ragaku kian lemah tak berdaya.
Kudekap sengsara, kupeluk derita dalam gerimis yang mengiris kalbu. Dendangan duka berbuah luka saat ragaku kian lemah tak berdaya.
Andai nanti aku tak mampu lagi memelukmu dengan cintaku, mendekapmu dengan rinduku, membelaimu dengan asa dan kasih sayangku. "PERGILAH!"
Aku relakan kau berlalu bila itu buatmu bahagia. Itulah caraku mecintaimu dengan sederhana dan apa adanya.
Aku relakan kau berlalu bila itu buatmu bahagia. Itulah caraku mecintaimu dengan sederhana dan apa adanya.
Komentar
Posting Komentar