Pedaran Asa


Sesaat ...
Sesak itu menyelinap, menyela aliran darah lalu memukul-mukul rongga dada.
Lalu ...
Tiap kata yang terucap bagai letusan awan yang bergelayut di atas candra dimuka.
Dan ...
Rindu yang kupupuk jadi amarah tanpa arah. Sisakan kilatan di pelupuk, getarakan sudut bibir. Kepalan tangan begitu erat menahan bendungan agar tak terburai.
Aku seumpama berdiri di bawah hujan jarum es.Tusukannya melukai kulit, dinginnya membekukan hati.
Kini...
Sesak dan sesal bergulung, buahkan badai. Hentakan di dada , remasan di kalbu, menusuk-nusuk jantung.
Untukmu yang kusebut rindu, masihkah relung itu untukku?
~mia~ #dibawahbayangansenja #satulimakosongempatduakosongsatulima

Komentar